Kamis, 29 Desember 2011

Ketika seseorang ingin menikah banyak hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan maju dalam proses "khitbah". Apalagi jika seseorang belum terlalu mengenal calon yang ada dihadapannya. Yang saya maksud disini adalah seseorang harus benar-benar berusaha mencari informasi yang lengkap tentang calonnya. Sehingga ketika ia memutuskan untuk maju atau mundur di atas kejelasan dari informasi yang benar. Oleh karena itu, dalam perkara ini dibagi dalam tiga kelompok :

1. Kelompok yang berlebihan, sehingga menerjang yang haram dengan dalil ingin mengenal    lebih jauh calonnya. sehingga terjatuhlah ia kepada perkara-perkara yang haram, seperti pacaran, jalan bareng, berduaan dan perkara haram lainnya.

2. Kelompok yang meremahkan, hal ini karena ketidaktahuaan dalam hal ini sehingga banyak yang kemudian hari menyesali pernikahan. baik karena fisik si calon atau agamanya.

3. Kelompok yang berada ditengah-tengah yang mereka terbimbing dengan ilmu, tidak berlebihan dan juga tidak meremehkan. Mereka berusaha mencari informasi yang lengkap aka calonnya dalam hal; agamanya, sifatnya, tabiat dan akhlaknya dengan cara-cara yang dibolehkan secara syar'ie dan tidak "melewatkan" untuk melihat calonnya sebelum melamar

Diantara perkara-perkara yang perlu diperhatikan sebelum melangkah adalah seperti apa yang saya sebutkan di bawah ini. 

Menikah Minimalis

Beberapa saat yang lalu, saya terlibat percakapan hangat dengan seseorang teman tentang pekerjaan yang akhirnya malah lari ke masalah pernikahan.
Saya : Pekerjaan kamu itu cukup berat lho, saya sarankan untuk buruan menikah
Teman : Pengen sih ndi, tapi uangnya dari mana?
Saya : Lha bukannya akad nikah itu cuma seperangkat alat solat (kebiasaan orang Indonesia) plus beberapa lembar uang rupiah saja?
Teman : Yah, kalo itu sih gak masalah. Biaya pestanya itu lho…
Ini kemudian menjadi bahan diskusi yang cukup pelik. Pernikahan yang seyogyanya menjadi ajang penyatuan dua insan manusia dalam satu ikatan yang sah, menjadi dipersulit untuk diwujudkan dengan pelbagai prasyarat-prasyarat yang sebenarnya tidak esensial.
Adapun hadist Rasulullah, ”Selenggarakanlah walimah meskipun hanya dengan menyembelih seekor kambing” [1]
Bukan bermakna seseorang harus merayakan walimatul ‘urus secara mewah, meriah dan muntah. Namun memberitahukan bahwa walimatul ‘urus adalah kewajiban seorang muslim yang harus diselenggarakan sesegera mungkin DAN tetap dalam keadaan SESEDERHANA MUNGKIN.
Parameter sederhana bagi tiap orang mungkin berbeda, tapi bagi saya sederhana itu adalah tidak memberatkan semua pihak baik mempelai, keluarga mempelai maupun tetamu.
Bagi beberapa orang, nikah mewah bukanlah suatu masalah namun menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang lainnya. Dan ternyata kemudharatan yang ditimbulkan karena persepsi biaya nikah ini,  sangatlah besar. Lihat saja fenomena kumpul kebo yang sudah menjangkiti masyarakat kita. Tak lain tak bukan, penyebab utamanya adalah hal ini. Belum hilang dari ingatan saya tentang seseorang pemuda di Surabaya bulan lalu harus mendekam di penjara karena mencuri motor dengan alasan ingin menutupi biaya pernikahan. Dan saya yakin hal ini bukan cuma terjadi sekali atau dua kali.Banyak pemuda-pemuda Indonesia lainnya yang nekat melakukan hal serupa karena masalah yang sama, BIAYA PERNIKAHAN YANG TINGGI.
Sungguh ironi! di sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim ternyata banyak warganya yang kesulitan mewujudkan pernikahan dan terpaksa melakukan perbuatan tercela hanya karena suatu mindset ‘Pernikahan itu Mahal’.
Hal ini sampai kapanpun tidak akan berubah bila tidak ada yang mau memulainya. Mari bersama lakukan Nikah Minimalis sebagai trend sehingga bagi mereka dari Sabang-Merauke tidak khawatir lagi karena yang lainnya juga melakukan hal yang serupa.
Nikah dan pesta minimalis bukan berarti melaksanakan pesta pernikahan dalam keadaan mengenaskan dan serba kekurangan. Namun maknanya adalah pesta pernikahan yang dilangsungkan mengusung kesan kesederhanaan, dengan menghilangkan segala bentuk kemubaziran dan kesia-siaan yang kerap terjadi dalam pesta nikah pada umumnya.
Bagaimana bentuk Pesta Pernikahan Minimalis?
1. Mahar secukupnya dan sekemampuan sang mempelai
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar
barakahnya itu adalah yang murah maharnya”[2]
2. Bila perlu hilangkan penggunaan pemakaian adat yang kerap membutuhkan dana besar.
Beberapa adat di Indonesia, di dalam pernikahan mensyaratkan beberapa hal yang konon menjadi persentase terbesar di dalam anggaran pernikahan. Dalam pesta nikah minimalis, disarankan untuk tidak menggunakannya. Cukup gunakan petunjuk agama yang Anda yakini karena pastinya sederhana dan tidak ribet.
3. Konsumsi seperlunya.
Memang ada beberapa tamu yang seleranya daging melulu dan ada juga yang vegetarian. Tapi hal itu bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk menyediakan menu A-Z dalam pesta pernikahan. Cukup beberapa menu saja dan jangan lupa cantumkan informasi ‘Lebih Baik Nambah daripada tidak dihabiskan’.
4. Dekorasi yang secukupnya
Sering juga dekorasi menambah pembengkakan biaya. Padahal ini tidaklah begitu esensial. Cukup hindari pemakaian dekorasi yang berlebihan. Pernah saya menyaksikan pesta pernikahan seorang rekan yang dekorasinya tidak neko-neko namun kesan sakralnya terasa.
5. Musik
Dalam islam, alat musik yang diperkenankan untuk digunakan dalam pesta pernikahan adalah rebana. Namun  bukan berarti Anda harus menyewa pemain rebana kelas profesional yang biaya yang tinggi [sama saja bukan minimalis namanya]. Di masyarakat kelas menengah kebawah, sering dipertunjukkan penggunaan keyboard dan gendang untuk menyertai lantunan lagu dangdut dari biduan/biduanita dan hal ini ternyata menyebabkan cost bertambah besar. Menurut hemat saya, di pesta minimalis cukup sediakan microphone dan soundsystem yang layak. Hal ini cukup siginifikan menurunkan biaya pernikahan atas pemakaian musik di acara tersebut.
Ok, saya kira cukup sekian.
Mari jadikan Pesta Pernikahan Minimalis sebagai suatu trend
Kalau bukan kita yang peduli terhadap isu seperti ini, siapa lagi?
Rujukan :
[1] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2049 dan 5155), Muslim (no. 1427), Abu Dawud (no. 2109), an-Nasa’i (VI/119-120), at-Tirmidzi (no. 1094), Ahmad (III/190, 271), ath-Thayalisi (no. 2242) dan lainnya, dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu.
[2] (HR Ahmad 6/145)
Sumber tulisan : http://andihendra.wordpress.com

Selasa, 06 September 2011

Langkah-langkah Kesiapsiagaan Bencana di Rumah Tangga


Selama ini, tindakan dalam usaha kesiapsiagaan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang.
Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar.
Masyarakat yang menghadapi bencana adalah yang menjadi korban dan yang harus menghadapi kondisi akibat bencana. Oleh karena itu, masyarakat perlu membuat perencanaan sebagai upaya dalam pencegahan dan kesiapsiagaan bencana

Mengurangi Kemungkinan/Dampak
Dalam upaya mengurangi dampak bencana di suatu wilayah, tindakan pencegahan dan kesiapsiagaan perlu dilakukan oleh masyarakatnya. Pada saat bencana terjadi, korban jiwa dan kerusakan yang timbul umumnya disebabkan oleh kurangnya kesiapsiagaan dan sistem peringatan dini. Persiapan yang baik akan bisa membantu masyarakat untuk melakukan tindakan yang tepat guna dan tepat waktu. Bencana bisa menyebabkan kerusakan fasilitas umum, harta benda dan korban jiwa. Dengan mengetahui langkah-langkah kesiapsiagaan masyarakat bisa mengurangi resiko/dampak bencana.

Menjalin Kerjasama
Kesiapsiagaan bencana hendaknya menjadi tanggungjawab bersama antara masyarakat dan pemerintah serta pihak pihak terkait. Kerjasama ini sangat penting untuk memperlancar proses penanggulangan bencana

Tindakan kesiapsiagaan
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.

Yang  dilakukan dari sekarang :
Kenali ciri-ciri gempa berpotensi tsunami
1.  Gempa terasa sangat kuat (> 7 SR ) sehingga manusia tidak bisa berdiri seimbang
2.   Berlangsung terus-menerus selama satu (1) menit atau lebih
3.   Struktur bangunan (tiang dan kolom) rusaka atau roboh

Kenali daerah aman di sekitar tempat tinggal atau tempat beraktifitas.Untuk ancaman tsunami : 3 km dari pinggir pantai atau 10 m dari permukaan laut (bisa berupa perbukitan/daerah ketinggian atau gedung-gedung yang masih kokoh setelah gempa dalam radius 500m lebih dari pantai)

Langkah kesiapsiagaan di Rumah Tangga
Rencana kesiapsiagaan rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan

Adapun langkah-langkahnya Sebagai berikut :
A. Siapkan Tas Siaga
Siapkan selalu Tas Siaga untuk masing-masing anggota keluarga yang sudah diisi dan selalu di cek setiap waktu.  Tas Siaga Berisi: baju secukupnya, makanan & minuman secukupnya, benda berharga, dokumen penting, obat-obatan, keperluan bayi apabila dibutuhkan, senter, radio dan barang-barang lainnya yang diperlukan)
B. Siapkan Kotak Pertolongan Pertama (PP) yang berisi Obat-obatan, Antiseptik, perban, plester, oralit dll
C. Mempelajari ilmu pertolongan pertama
D. Mendengarkan informasi bencana dan cuaca dari media massa (Radio, TV, dll)
E. Mencatat nomor telepon penting; meliputi no Telp: Rumah Sakit, Puskesmas, BMKG, TNI,Polri, PMI , Pemadam Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dll
F. Mendiskusikan jalur evakuasi dan titik pertemuan keluarga
G. Menyepakati bunyi peringatan dini bersama masyarakat
H. Menyepakati Jalur evakuasi desa bersama masyarakat

Ada ramalan atau tidak tentang gempa atau tsunami, kita harus Siapsiaga dan tawakal. Tanpa adanya ramalanpun seharusnya pemerintah dan masyarakat telah mulai memahami cara mengantisipasi terjadinya bencana karena kita tinggal di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dan berdekatan dengan sumber gempa atau sumber-sumber bencana lainnya. Selagi alam berubah, apapun bisa terjadi. Akan terus resah atau akan siaga, pilihannya ada pada diri kita masing-masing...

Tetap Waspada dan Siaga..Bersama untuk Kemanusiaan!

Minggu, 22 Mei 2011

Galau

Aku sepertinya terdampar disebuah kehidupan yang penuh kabut, gelap tak jelas arah mata memandang. Wahai teman dan sahabat bantu jalanku. terkadang aku bertanya pada diri "inikah diriku?".Banyak janji terabaikan, hati tersakiti. Mengapa bisa begini?

Sabtu, 19 Maret 2011

PMI Kota Banda Aceh dalam PRB (Pengurangan Risiko Bencana)


Aceh memiliki luas wilayah 57.365,57 km2, secara geografis terletak pada 2°-6° LU dan 95°-98° BT yang berhadapan langsung dengan samudra Hindia dan Selat Malaka dengan rupa bumi yang sangat variatif, dari kawasan pesisir hingga kawasan dataran tinggi serta dengan kemirangan relative hingga kemiringan curam. Situasi geologis yang rukit ini menjadikan Aceh rentan terhadap bencana alam baik itu bencana hidrologis, meteorologist, geologis dan bencana lainnya. Sejarah kebencanaan di Aceh membuktikan bahwa hampir semua jenis bencana pernah terjadi di Tanah Rencong ini. Mulai dari banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, kekurangan air hingga bencana super dasyat pada 26 Desember 2004 yaitu gempa dan tsunami. Begitu banyak korban jiwa dan kerugian material yang dialami saat bencana datang sehingga memerlukan sebuah langkah kongkrit dari berbagai elemen baik itu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat hingga organisasi akademisi.      
Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas adalah bagian penting dalam konsep "membangun kembali dengan lebih baik" yang akan membuat upaya-upaya mitigasi bencana dengan mempertimbangkan keberlanjutan di masyarakat dan membuat Aceh khususnya Kota Banda Aceh menjadi tempat yang aman. Juga mempertimbangkan ancaman-ancaman yang ada sebagai bagian dari arah perencanaan pembangunan Kota yang Bottom-Up dengan dasar partisipatif masyarakat dan mewujudkan Visit Banda Aceh 2011.


Sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana, PMI Kota Banda Aceh dengan dukungan Palang Merah Amerika telah menjalankan program lanjutan ICBRR Aceh Program  PMI-ARC tahun 2010-2011Periode Des 2010 s/d Okt 2011. Cakupan wilayah program meliputi 8 gampong (Gampong Blang, Lamjabat, Surien, Asoe Nanggroe, Lampaseh Aceh, Deah Glumpang, Punge Ujong dan Deah Glumpang) dan terintegrasi dengan sekolah-sekolah di 8 gampong tersebut dalam kecamatan meuraxa. Hal ini juga selaras dengan visi TDMRC(Tsunami Disaster Mitigation & Research Center) untuk mewujudkan "Meuraxa Siaga" sebagai icon dalam PRB di Banda Aceh.

adapun outcome dari Program ICBRR (Intergrated Comminity Based Risk Reduction) atau lebih dikenal dengan PRBBK (pengurangan risiko bencana berbasis komunitas) yaitu :
Outcome 1  : Meningkatkan kapasitas masyarakat integrasi dengan sekolah untuk siap siaga dan tanggap bencana 
Outcome 2 : Meningkatkan kapasitas Organisasi PMI baik pada level Pusat, Propinsi dan Kab/Kota dalam tanggap bencana dan Manajemen bencana 
Outcome 3 : Memperkuat jejaringan PMI dalam strategi PRB dengan Universitas, Pemerintah dan   Masyarakat sebagai akar rumput

Merealisasikan outcome tersebut sangat bergantung kepada bagaimana kita memahami program. Pemahaman yang utuh dengan menggunakan metode 3P2K (Penguatan,Penyadaran,Pemantauuan dan Pelaporan, Keterbukaan dan Keterlibatan)  dengan mengimplementasikan 7 prinsip pergerakan (Kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan) sangat membantu dalam implementasi program. hmmm,..Tentunya setiap kegiatan yang dilakukan mesti sukarela bukan hanya sesukanya dan serelanya. 

Dalam PRB kita dituntut untuk berintegrasi,bersinergi dengan PEMERINTAH dan Stakeholder lainnya sebagai mana diatur dalam UU no 24 Tahun 2007. Semoga Aceh, Khusunya Banda Aceh menjadi pusat pembelajaran dalam mekanisme PRB baik sebelum bencana, saat bencana dan sesudah Bencana.
(diambil dari berbagai sumber)
Oleh : Novri Mihardi, ST Field Officer Program ICBRR/PRBBK
PMI Kota Banda Aceh 

Minggu, 06 Maret 2011

Lhok Seuntang On Memory

Jum'at, 21 Desember 2007

Sebuah kisah untukmu temanku , begini ceritanya
Hari itu yang begitu berkesan, belum pernah kurasakan. Ketika mobil yang kami bawa (aku dan 2 temanku) melaju dengan kecepatan di sebuah jalan yang sempit. Jalan desa yang sesak untuk ukuran mobil kami (truck). Jalan tersebut dipenuhi oleh aspal liar  kotoran lembu yang meriah. Hari yang "indah" karena memang hari jum'at.
Aku bergumam :

Hari yang "Indah".....
Ketika Mobil melaju dengan kecepatan
melontarkan granat-granat alami dari tepi jalan
Menghujani muka-muka beringas pengendara roda dua yang ingin memotong laju kami
Tak sengaja tapi apa daya...
"Keindahan" singgah pada wajah-wajah mereka
Kesal dan marah tertumpah dalam kata dan tingkah
kamipun kebagian "Keindahan" akibat kesal dan marahnya mereka
Begitu Indah....
"Keindahan"  itu melahap wajah dan badan kami hingga lumat
"Keindahan" yang salah tanpa nurani
Allahu Karim...
Semoga keindahan ini menjadi hal-hal yang membuat orang lain bahagia dengannya.
Menikmati keindahan dan bersyukur

SEBUAH KOIN PENYOK

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata
pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Kisah berikut, diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns.

Senin, 21 Februari 2011

Hidup Adalah anugerah



Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.


Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .


Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.


Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”


* * * * *


Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.


Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.


Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.


Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.


Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.


Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.


Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.


Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.


Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.


NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!

sumber :http://www.resensi.net/hidup-adalah-anugerah/2008/12/05/ 

Jumat, 18 Februari 2011

Do'aku

Dimalam sepi kupanjatkan Do'a :
Ya Allah....
Ketika aku merindukan bidadariku
Rindukanlah aku kepada cinta sejati Mu
Agar kerinduanku kepadaMu semakin menjadi
Ya Allah...
Ketika aku jatuh cinta
Jagalah cinta itu
agar tidak melebihi cintaku padaMu
Ya Allah...
Ketika aku berucap " aku cinta padamu bidadariku"
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut kepadaMu
Agar aku jatuh dalam cinta karenaMu :-)

Kamis, 10 Februari 2011

KISAH TUKANG KAYU


Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan
penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian
bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak
sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri
kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ”
katanya, “hadiah dari kami.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya
saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya
sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya
sendiri.

Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang
membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha
ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir
perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan
menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini
dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita
bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding
dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah
hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya
hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh
keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup
kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari
perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan
masuk dalam barisan kemenangan.

Pojok Renungan:
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri”. (Adapted from The Builder -
Cecilia Attal)
sumber. www.resensi.net

Sabtu, 05 Februari 2011

SURAT INSPIRASI



Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.Ibu menjawab: “Mengapa?Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja
posted by P.E.Saputra at 8:55 AM

Nilai Kehidupan





Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Teman-teman yang luar biasa,

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!